Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

perang mu'tah

Perang mu'tah.........zaid.....ja'far ....dan abdulloh bin rawahahn Peristiwa ini terjadi di daerah Mu`tah dekat Balqa` wilayah Syam (sekarang Yordan). Peristiwa ini terjadi pada tahun ke delapan hijriyah di bulan Jumadil Ula. Di antara sebab terjadinya pertempuran, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengutus Al-Harits bin ‘Umair Al-Azdi membawa sepucuk surat kepada pembesar Romawi a tau Bushra. Lalu dia dihadang oleh Syurahbil bin ‘Amr Al-Ghassani yang lantas membunuhnya. Padahal belum pernah ada seorangpun utusan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terbunuh selain dia. Kejadian itu terasa berat atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga beliaupun mengirim sebuah pasukan dan mengangkat Zaid bin Haritsah sebagai panglima. Beliau lalu bersabda: إِنْ قُتِلَ زَيْدٌ فَجَعْفَرٌ، وَإِنْ قُتِلَ جَعْفَرٌ فَعَبْدُ اللهِ بْنُ رَوَاحَةَ “Kalau Zaid terbunuh, maka Ja’far (yang menggantikannya). Jika Ja’far terbunuh, maka Abdullah bin Rawah

YARMUK.....Menekuk romawi

Perang Yarmuk adalah perang yang melibatkan antara pasukan muslim arab melawan tentara Kerajaan Romawi Timur (Byzantine), kerajaan super power kala itu. Perang ini terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab yaitu pada tahun 636 Masehi. Perang ini termasuk peristiwa penting dalam sejarah dunia, karena perang ini menyebabkan kembalinya wilayah Damaskus dan takluknya wilay ah Palestina, Suriah dan Mesopotamia ketangan islam, serta pesatnya perkembangan islam keluar jazirah arab. Dalam perang ini juga terdapat beberapa peristiwa menarik dan heroik, diantaranya komandan perang tentara romawi yang bernama Jurjah yang pindah islam dan berjihad bersama pasukan islam dan kemenangan pasukan muslim yang berjumlah tak lebih dari 45.000 pasukan menang melawan pasukan romawi yang berjumlah sekitar 240.000 pasukan bersenjata lengkap. Perang ini disebut Perang Yarmuk karena perang ini terjadi di sungai Yarmuk, sebuah sungai penyumbang aliran ke sungai Yordan. Pasukan Islam dibawa

perang Kadessia

Salah satu episode penaklukan imperium Persia yang ditulis dengan tinta emas dalam sejarah Islam adalah pertempuran Qadisiyah (Kadessia : dalam terminologi Barat). Sebuah film yang digarap oleh Mustafa Akkad, sutradara yang juga membuat film The Message dan Lion of The Dessert menampilkan episode ini dengan apiknya di layar lebar. Tokoh yang paling banyak berperan dalam keruntuhan salah satu keku atan dunia terbesar pada masa itu adalah Saad bin Abi Waqqas. Saad merupakan salah satu dari 10 sahabat Nabi yang dijamin masuk surga. Masuk Islam pada usia 17 tahun, ia dikenal sebagai seorang panglima perang yang handal. Perannya sangat dikenal saat perang Badar dan perang Uhud berlangsung serta peperangan sesudahnya. Pertempuran Qadisiyah terjadi di masa Khalifah Umar bin Khattab menjadi pemimpin kekhalifahan Islam. Kala itu, komandan pasukan muslim di al-Hira (Irak) meminta bantuan khalifah karena pasukan Persia mendekati wilayah pengamanannya dan menampilkan ancaman y

Gelombang Dahsyat Tar Tar

Bayangkanlah dahsyatnya kehancuran yang diakibatkan oleh gelombang Tsunami yang melanda Aceh dan Jepang beberapa tahun silam. Mayat-mayat bergelimpangan. Bangunan, pepohonan, kebun, binatang ternak, sarana umum, semuanya hancur berantakan. Kota yang tadinya ramai mendadak sepi, kelam dan berubah menjadi seperti kota hantu. Seperti itulah yg terjadi dengan negeri-negeri Islam yang terbentang dari Samarkhan hingga Baghdad ketika dilewati oleh Pasukan Mongol. Bangsa Mongol atau Tartar telah diisyaratkan kemunculannya oleh Nabi saw. Baginda saw menyebut mereka sebagai Bani Qantura dengan ciri-ciri fisik bermuka lebar dan bermata kecil. Hanya dengan kekuatan 200.000 tentara dan berlangsung hanya dalam waktu 40 hari Kekhalifahan Abbasiyah lenyap dari muka bumi. Kejatuhan Baghdad merupakan peristiwa sangat tragis dalam sejarah kemanusiaan. Selama 500 tahun bertahta dengan segala kebesarannya Kekhalifahan Abbasiyah Baghdad luluh lantak dihancurkan. Sebanyak 1,8 juta kaum

Vitalitas

(repost) Para pahlawan mukmin sejati selalu unggul dalam kekuatan spiritual dan semangat hidup. Senantiasa ada gelombang gairah kehidupan yang bertalu-talu didalam jiwa mereka. Itulah yang membuat sorot mata mereka selalu tajam dibalik kelembutan sikap mereka. Itulah yang membuat mereka selalu penuh harapan di saat virus keputusasaan mematikan semangat hidup orang lain. Itulah vitalitas. Tidak pernahkah kesedihan menghinggapi hati mereka?  Tidak adakah jalan bagi ketakutan menuju jiwa mereka?  Pernahkah mereka tergoda oleh keputusasaan untuk mengundurkan diri dari pentas kepahlawanan?  Adakah saat dimana mereka merasa lemah, cemas, dan merasa tidak mungkin memenangkan pertarungan? Para pahlawan itu tetaplah manusia biasa. Semua gejala jiwa yang dirasakan oleh manusia biasa juga dirasakan para pahlawalan   Ada saat dimana mereka sedih. Ada saat dimana mereka takut. Jenak-jenak kelemahan, keputusasaan, kecemasan dan keterpurukan juga pemah mendera jiwa mereka. . Tapi yang me