Alkisah, seorang Yahudi begitu bersedih. Dari ketiga putranya, yang bungsu pindah agama menjadi seorang Kristen. Dia termenung di sinagog besar, mengadu pada YHWH, Tuhannya. ”Tuhan, mengapa Kau biarkan salah satu anakku memasuki jalan sesat dengan menjadi seorang Kristen..” Pengaduannya terputus, tiba-tiba ia mendengar sebuah suara entah dari mana. ”Mendingan juga kamu, anak masih dua yang beriman. Lha Aku, anakKu satu-satunya saja masuk Kristen dan jadi Tuhan di sana..” Adalah Gus Dur, yang pernah meriwayatkan guyon yang sebenarnya sensitif ini dengan amat smooth. The first Christian. Begitulah Karen Armstrong menyebut Paulus. Lalu Yesus? Jelas, tulis Armstrong, Yesus seorang Yahudi. Dia lahir sebagai Yahudi, hidup sebagai Yahudi, dan –menurut Armstrong- mati sebagai Yahudi. Menelaah setiap kalimat yang keluar dari Yesus –sementara begitu saja saya menyebutnya-, dan membandingkannya dengan apa yang ‘dikredokan’ oleh Paulus sebagai pondasi besar kekristenan membuat terperangah. Kedua
Sebuah catatan corat coret copy paste pengingat kata menjaga lupa, berbagi kebaikan untuk sesama