Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

Ksatria tanpa zirah

Menjadi caleg tingkat satu, suatu ketika. Hanya patuh pada imamku yang melarang saya mengajukan keberatan. Injury time; saat itu juga, atau semuanya jadi anulir. Meyakinkan diri kalau ini sifatnya bisa jadi formalitas saja, alias punten, setor nama saja. Di kemudian hari kami berdua terhenyak, tidak ada yang namanya ‘setor nama saja’. Saya terseret ke dalam ‘kancah perang’. Tiga hari setelah selesai kursus menyetir, mengangkut semua anak meluncur ke Jatinangor, mengurus legalisir ijasah.  Berikutnya, seperti yang bertubi-tubi, pertemuan, pembekalan, rapat koordinasi, undangan, silaturahim, kampanye terbuka, kunjungan. Menikmati benar sesi foto. Setidaknya jadi tahu bagaimanan senyum yang disukai fotografer dan yang tidak. Senyum saya memudar setelah menyadari foto itu yang kelak akan dipampang minimal di stiker yang harus dimodali sendiri, dan di kertas suara. Yang saya tahu saat itu bahwa saya harus terus berlari dan bergerak. Jama’ah sedang tertimpa musibah. Sehingga

Perspektif Baru Dalam Menikmati Rizqi

Makanan lezat dapat diburu, hidangan mahal dapat dibeli. Untuk menikmati racikan seorang Chef Bintang Lima Michelin di Kota Paris, kita harus mengajukan reservasi jauh-jauh hari, dengan uang pangkal yang cukup untuk biaya hidup di Yogyakarta selama berbulan tanpa ngeri. Tapi nikmatnya makan adalah rizqi, Allah Yang Maha Memberi lagi Membagi. Seorang bapak di Gunung Kidul yang mencangkul sejak pukul 07.00 pagi, di jam 10.30 didatangi sang istri. Sebuah bakul tergendong di punggungnya, dengan isi amat bersahaja. Nasi ketan bertabur parutan kelapa. Sementara cereknya berisi teh panas, wangi, sepet, kenthel, dan legi. Peluh dan lelah menggenapkan rasa nikmat di tiap suapan sang belahan jiwa. Senyum mereka tak terbeli oleh berapapun harga. Ranjang paling empuk dapat dibeli. Kamar tidur paling mewah dapat dirancang. Hotel berlayanan bintang tujuh, Burj Al 'Arab di Dubai dapat menyediakan ruang rehat dengan sewa semalam seharga membangun rumah di negeri kita. Tapi nik