Menjadi caleg tingkat satu, suatu ketika. Hanya patuh pada imamku yang melarang saya mengajukan keberatan. Injury time; saat itu juga, atau semuanya jadi anulir. Meyakinkan diri kalau ini sifatnya bisa jadi formalitas saja, alias punten, setor nama saja. Di kemudian hari kami berdua terhenyak, tidak ada yang namanya ‘setor nama saja’. Saya terseret ke dalam ‘kancah perang’. Tiga hari setelah selesai kursus menyetir, mengangkut semua anak meluncur ke Jatinangor, mengurus legalisir ijasah. Berikutnya, seperti yang bertubi-tubi, pertemuan, pembekalan, rapat koordinasi, undangan, silaturahim, kampanye terbuka, kunjungan. Menikmati benar sesi foto. Setidaknya jadi tahu bagaimanan senyum yang disukai fotografer dan yang tidak. Senyum saya memudar setelah menyadari foto itu yang kelak akan dipampang minimal di stiker yang harus dimodali sendiri, dan di kertas suara. Yang saya tahu saat itu bahwa saya harus terus berlari dan bergerak. Jama’ah sedang tertimpa musibah. Sehingga
Sebuah catatan corat coret copy paste pengingat kata menjaga lupa, berbagi kebaikan untuk sesama