Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

Wahai suami

Apa yang memberatkan wahai hamba Allah! untuk tersenyum / bermuka cerah di depan isterimu ketika masuk menemuinya, agar engkau mendapat pahala dari Allah?!! Apakah yang membebanimu untuk bermuka cerah ketika engkau melihat isteri dan anak-anakmu?!! Engkau akan dapat pahala!! Apakah mengurangi kewibawaanmu wahai hamba Allah! bila engkau mengecup kening isterimu dan bermain-main dengannya?!! Apakah yang memberatkamu menyuapkan satu suapan makanan ke mulut isterimu, hingga engkau mendapat pahala karenanya?!! Apakah sulitnya apabila engkau masuk rumah sambil mengucapkan salam dengan sempurna: Assalamu’alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh; hingga engkau mendapatkan 30 kebaikan?!! Apakah yang menyusahkanmu jika engkau berbicara dengan perkataan yang baik kepada isterimu, agar dia meridhaimu, meskipun sedikit berbohong agar ia senang?!! Tanyakanlah tentang isterimu, tanyakanlah keadaannya ketika engkau baru masuk rumah. Aku pikir tidak mengapa dan tidaklah berat bila engkau berkata k

Hidup bukan sekedar hidup

Tak perlu hura-hura jika hanya untuk bahagia. Sebab bahagia bisa dirasa meski dengan cara yang sederhana. Keindahan hidup tidak di ukur dari panjang pendeknya umur, tidak juga di ukur dari kaya miskinya orang tetapi dari bagaimana ia mengisi hidupnya. Hidup bukan tentang mendapatkan apa yang kamu inginkan, tapi tentang menghargai apa yang kamu miliki, dan sabar menanti yang akan menghampiri.. Berhenti bertanya bagaimana cara mendapatkan apa yang kamu inginkan, karena jawaban yang akan kamu temukan hanyalah BERUSAHA ! “Janganlah kamu merasa bahwa rizkimu datangnya terlambat. Karena sesunguhnya, tidaklah seorang hamba akan meninggal, hingga telah datang kepadanya rizki terakhir (yang telah ditentukan) untuknya. Maka, tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizki, yaitu dengan mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram” (HR Abdur- Razaq, Ibnu Hibban dan Al-Hakim) “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah

Seorang istri yang membuat suami nya tergila gila

Seorang Ayah bercerita pada anak perempuannya: Suatu hari seorang wanita tua diwawancarai oleh seorang presenter dalam sebuah acara tentang rahasia kebahagiaannya yang tak pernah putus. Apakah hal itu karena ia pintar memasak? Atau karena ia cantik? Atau karena ia bisa melahirkan banyak anak, ataukah karena apa? Wanita itu menjawab : “Sesungguhnya rahasia kabahagiaan suami istri ada di tangan sang istri, tentunya setelah mendapat taufik dari Allah. Seorang istri mampu menjadikan rumahnya laksana surga, juga mampu menjadikannya neraka. Jangan Anda katakan karena harta! Sebab betapa banyak istri kaya raya namun ia rusak karenanya, lalu sang suami meninggalkannya. Jangan pula Anda katakan karena anak-anak! Bukankah banyak istri yang mampu melahirkan banyak anak hingga sepuluh namun sang suami tak mencintainya, bahkan mungkin menceraikannya. Dan betapa banyak istri yang pintar memasak. Di antara mereka ada yang mampu memasak hingga seharian, tapi meskipun begitu ia sering mengeluhk

Orang orang gila yang berakal

Bahlul adalah kata yang biasa kita gunakan untuk mensifati orang yang bodoh, tapi dari mana asal kata itu.....? Dikisahkan, Sesungguhnya BAHLUL seorang yang dikenal sebagai orang gila di zaman Raja Harun Al-Rasyid (Dinasti Abbasiyah). Pada suatu hari Harun Al-Rasyid lewat di pekuburan,  dilihatnya Bahlul sedang duduk disana. Berkata Harun Al-Rasyid kepadanya : "Wahai Bahlul, kapan kamu berakal.. ?", Mendengar itu Bahlul beranjak dari tempatnya dan naik keatas pohon, lalu dia memanggil Harun Al-Rasyid dengan sekuat suaranya dari atas pohon, " Wahai Harun yang gila, kapan engkau sadar.? ", Maka Harun Al-Rasyid menghampiri pohon dengan menunggangi kudanya dan berkata : "Siapa yang gila, aku atau engkau yg selalu duduk dikuburan..?". Bahlul berkata : "Aku berakal dan engkau yang gila", Harun : "Bagaimana itu bisa...?", Bahlul : "Karena aku tau bahwa gedungmu akan hancur dan kuburan ini akan tetap ada,  maka aku memakmur

Saya ingin menjadi lelaki yang sholeh

Dikisahkan..., seorang lelaki pergi melamar seorang wanita, Calon istrinya bertanya : "Berapa hafalan AlQuranmu?" Dia menjawab, "Saya tidak hafal banyak tapi SAYA INGIN MENJADI LELAKI YANG SHALIH" Dia lalu berkata kepada calon istrinya, "Kalau kamu?" Calonnya menjawab, "Saya hafal juz amma" Kemudian sang wanita sepakat untuk menikah dengannya, ia karena merasa laki-laki yg datang melamar ini adalah orang yang jujur.. Setelah menikah... Sang Istri lalu memintanya untuk membantunya menghafal AlQuran, Sang suami berkata, "Mengapa kita tidak saling membantu dalam menghafal bersama-sama?" Mereka lalu memulai menghafal dengan Surat Maryam kemudian berikutnya dan berikutnya sampai hafalan Qurannya selesai dan mereka berdua mendapat Ijazah hafalan Quran. Kemudian istrinya menawarkan, "Mungkin kita juga bisa memulai menghafal hadits-hadits Bukhari..." Pada sebuah kesempatan ketika sang suami berkunjung kerumah mertuanya, san

Pijar cita cita

Jum'at, 29 Agustus 2014 10:33 Ditulis oleh Nunu Karlina Tulisan ini terinspirasi saat guru kami, Ustadz Budi Ashari, Lc bertutur menyampaikan fungsi sejarah. Salah satunya adalah fungsi motivasi. Beliau mengajarkan bagaimana belajar sejarah yang menyenangkan. Belajar cara mendalami sejarah agar lebih bersemangat. Belajar mengambil ibrah dari kisah-kisah bernilai tinggi. Mari bersama kita selami betapa dahsyatnya sejarah masuk ke relung jiwa kita. Kisah ini dimulai seperti yang tertulis di dalam Kitab Syiar A’lam An-Nubala’. Imam Adz Dzahabi sang penulisnya menceritakan kisah pertemuan empat pemuda istimewa. Pemuda pertama adalah Abdullah bin Umar, putra Umar bin Khottob. Ketiga pemuda lainnya adalah putra Zubair bin Awwam yang dilahirkan dari rahim Asma’ binti Abu Bakar-shahabiyah yang disebut Nabi sebagai Dzatun Niqatain-. Mereka adalah Abdullah bin Zubair, ‘Urwah bin Zubair, dan Mush’ab bin Zubair. Mereka berkumpul di Hijr Ismail, setengah lingkaran yang ada di Ka’bah. Kemudia

Gelar,pangkat,kedudukan dan kompetensi.

Share dari status medsos Dari Prof Dermawan Wibisono Saat mendapat beasiswa ke Australia 1995, mahasiswa Indonesia sempat diinapkan 3 malam di rumah penduduk di suatu perkampungan untuk meredam shock culture yang dihadapi. Saya bersama dengan kawan dari Thailand menginap di Balarat, di peternakan seorang Ausie yang tinggal suami istri bersama dengan anak tunggalnya. Luas peternakannya kira-kira sekecamatan Arcamanik, dengan jumlah sapi dan dombanya, ratusan, yang pemiliknya sendiri tak tahu secara pasti, karena tak pernah menghitungnya dan sulit memastikannya dengan eksak. Suatu sore saya terlibat perbincangan dengan anak tunggalnya di pelataran rumah di musim panas yang panjang, di bulan Januari 1995. Aussie: "Why so many people from your country take a PhD and Master degree here?" Saya: " Why not? your country give a grant, not loan, for us? so it is golden opportunity for us to get higher degree. Why you just finish your education at Diploma level, even it is fr

Faktor Faktor Penyebab Dosa dan Maksiat

Setiap Orang siapapun tanpa terkecuali pasti ingin selamat hidupnya. Semua yang ingin selamat harus mengetahui Faktor Faktor Penyebab Dosa dan Maksiat, dengan demikian mereka bisa menghindari nya. Faktor Faktor Penyebab Dosa dan Maksiat  Pertama, adanya kesempatan dan kemampuan.  Hati yang sedang kotor akan mudah tergoda dan terjatuh dalam lubang kemaksiatan dan dosa ketika merasa ada kesempatan dan ada kemampuan untuk melakukan dosa tersebut. Kedua,  teman yang jahat. Teman sangat memengaruhi perilaku seseorang. Banyak orang yang berubah dari saleh menuju jahiliyah, karena pengaruh teman. Begitu pula sebaliknya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,  "Seseorang itu akan mengikuti agama sahabatnya. Oleh karena itu, setiap orang dari kalian hendaknya memperhatikan siapa yang ia jadikan sebagai teman." (HR. Ahmad).  Juga dalam hadits lain yang artinya,  "Pemisalan teman duduk yang baik adalah seperti

Sombong

Seorg pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; menyikat lantai rumahnya sampai bersih. Pria itu bertanya, “Apa yang sedang Anda lakukan Guru ?”. Guru menjawab, “Tadi saya kedatangan tamu yang meminta nasehat. Saya berikan banyak nasehat yang bermanfaat. Namun, setelah tamu itu pulang saya MERASA jadi orang HEBAT. Kesombongan saya mulai muncul.  Karena itu, saya lakukan ini untuk membunuh perasaan sombong.” Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, benih-benihnya kerap muncul tanpa kita sadari. Ditingkat 1, sombong disebabkan oleh faktor MATERI. Kita merasa : Lebih kaya, lebih rupawan & lebih terhormat dari pada orang lain. Ditingkat ke 2, sombong disebabkan oleh faktor KECERDASAN. Kita merasa : Lebih pintar, lebih kompeten & lebih berwawasan dibandingkan orang lain. Ditingkat ke 3, sombong disebabkan oleh faktor KEBAIKAN. Kita sering menganggap diri : lebih bermoral, lebih pemurah & leb

Permainan sudah berubah

Belajarlah dari coca cola. Sudah 3tahun dia turun harga, kemasan kecil tadinya 6000 rupiah. Skrg 4000 rupiah. Kasan pet 1.5liter dulu 16ribu rupiah. Sekarang harganya 10ribu rupiah. Sejak kapan? Sejak ada big cola mereka merubah strategi harganya. Bukan sedikit nyaris 30% mereka kehilangan margin dari harga semula. Tiap hari mereka dihantam isue kesehatan dan isue zionis (walaupun mungkin iya hehe) Lihatlah mereka tetap bertahan, volume penjualannya makin banyak. Apa yg mereka temukan? Kenapa mereka tetap bertahan? Saya kira itu yang dibilang ceo xl, the game has change. Permainan sudah berubah, dan mereka sudah berubah. Pebisnis tidak boleh berharap market akan tetap sama,  saat alam berubah, maka kamu harus berubah. Coca cola merubah sebuah strategi penting, mereka tidak berfikir lagi untuk bertahan dan mempertahankan marketnya. Mereka sudah berubah mereka sekarang menyerang!!! @IGE_pranata

Cerdas tidak pake emosi

Ada seorang Atheis yg memasuki sebuah masjid, dia mengajukan 3 pertanyaan yg hanya boleh dijawab dengan akal. Artinya tidak boleh dijawab dengan dalil, karena dalil itu hanya dipercaya oleh pengikutnya, jika menggunakan dalil (naqli) maka justru diskusi ini tidak akan menghasilkan apa-apa... Pertanyaan atheis itu adalah : 1. Siapa yg menciptakan Allah?? Bukankah semua yg ada di dunia ada karena ada penciptanya?? Bagaimana mungkin Allah ada jika tidak ada penciptanya?? 2. Bagaimana caranya manusia bisa makan dan minum tanpa buang air?? Bukankah itu janji Allah di Syurga?? Jangan pakai dalil, tapi pakai akal.... 3. Ini pertanyaan ketiga, kalau iblis itu terbuat dari Api, lalu bagaimana bisa Allah menyiksanya di dalam neraka?? Bukankah neraka juga dari api?? Tidak ada satupun jamaah yg bisa menjawab, kecuali seorang pemuda. Ada yg berkata bahwa dia adalah Imam Abu Hanifah muda. Pemuda itu menjawab satu per satu pertanyaan sang atheis : 1. Apakah engkau tahu, dari angka berapaka

Ied mubarok

Mari bisikkan pada diri kita: "Tetaplah bertaqwa, perbanyak shaum sunnah, teruslah tilawah Al-Quran, jangan berhenti makmurkan masjid, hiasi malam dengan qiyam dan kepada manusia tetaplah berbuat Ihsan." Biarkan hanya kematian yang menghentikanmu: ُ "Dan beribadahlah kepada Rabbmu hingga kematian mendatangimu." (Al-Hijr: 99)." Selamat hari raya idul fitri 1436

Kisah ibu sekuat seribu laki laki

Disebuah masjid di perkampungan Mesir, suatu sore. Seorang guru mengaji sedang mengajarkan murid-muridnya membaca Al-Qur’an. Mereka duduk melingkar & berkelompok. Tiba-tiba, masuk seorang anak kecil yg ingin bergabung dilingkaran mereka. Usianya kira-kira 9 tahun. Sebelum menempatkannya di satu kelompok, sang guru ingin tahu kemampuannya. Dengan senyumnya yg lembut, ia bertanya pada anak yg baru masuk tadi, ” Adakah surat yg kamu hafal dalam Al-Qur’an?” “Ya,” jawab anak itu singkat. “Kalau begitu, coba hafalkan salah satu surat dari juz ‘Amma?’ pinta sang guru. Anak itu lalu menghafalkan beberapa surat, fasih & benar. Merasa anak tersebut punya kelebihan, guru itu bertanya lagi,”Apakah kamu hafal surat Tabaraka?”(Al-Mulk) “Ya,”jawabnya lagi, & segera membacanya. Baik & lancar. Guru itu pun kagum dengan kemampuan hapalan si anak, meski usianya terlihat lebih belia ketimbang murid-muridnya yang ada. Dia pun coba bertanya lebih jauh, “Kamu hapal surat An-Nahl?” Ternyata