Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Membebaskan Diri Dari Mendzolimi diri Sendiri

Secara fisik manusia diciptakan dari saripati tanah ( QS 6: 2), bahan dari dunia ini.  Tempat kelahiran dan tempat tinggalnya pun di dunia ini sebagai bagian dari jagat raya. Wujud fisik dan performa manusia di bentuk sedemikian rupa dengan kehendak penciptanya (QS 82:8). Bukan dengan kehendak dirinya sendiri dan bukan kehendak kedua orang  tua nya, manusia tundak sepenuhnya pada sunnatullah. Selain wujud fisik dan performa terbaik tersebut, Manusia  dikaruniai potensi  ruh (QS 15: 26-31) dan akal agar dapat mengembangkan sumber daya dirinya hingga tumbuh menjadi makhluk moral yang dianugerahi kebebasan dan mampu memanfaatkan alam dan mengubahnya menjadi sarana pencapaian tujuan dan misi otentiknya. Kebebasan memilih merupakan kebebasan terpenting yang menentukan konsekuensi-konsekuensi pilihan dalam hidupnya  (QS 10:99).  Dan Islam memaknai kebebasan juga sebagai larangan manusia untuk menindas dirinya sendiri atau orang lain serta meletakkan kemanusiaan dalam pers

Lapang Dada

Setetes racun sianida yang jatuh ke hati yang sempit, Sesempit cangkir kopi kecil, akan meracuni seluruh jiwa raga. Setetes racun yang sama, yang jatuh ke hati yang lapang, selapang lautan, akan hilang terurai di keluasan samudra. Hati yang sempit menyimpan dendam. Hati yang lapang gampang memaafkan. Lapangkah dada Anda, Luaskan pintu maaf Anda Maka, racun kehidupan apapun, kata2 yang seberapun menyakitkan, perbuatan2 yang tidak menyenangkan, tidak akan berdampak pada Anda.

Antara Kemenangan dan Jiwa Jiwa Lemah

“Jauh lebih baik menjelajahi hal-hal besar, merebut kemenangan gemilang,  meski dihadang kegagalan berkali-kali, dari pada tinggal bersama jiwa-jiwa lemah yang tidak menikmati kebahagiaan maupun penderitaan, karena mereka tinggal di wilayah abu-abu yang tak kenal kemenangan ataupun kekalahan”. Teddy Roosevelt (1899)

Antara Mental dan Gelar

Saat mendapat beasiswa ke Australia 1995, mahasiswa Indonesia sempat diinapkan 3 malam di rumah penduduk di suatu perkampungan untuk meredam shock culture yang dihadapi. Saya bersama dengan kawan dari Thailand menginap di Balarat, di peternakan seorang Ausie yang tinggal suami istri bersama dengan anak tunggalnya. Luas peternakannya kira-kira sekecamatan Arcamanik, dengan jumlah sapi dan dombanya, ratusan, yang pemliknya sendiri tak tahu secara pasti, karena tak pernah menghitungnya dan sulit memastikannya dengan eksak. Suatu sore saya terlibat perbincangan dengan anak tunggalnya di pelataran rumah di musim panas yang panjang, di bulan Janauari 1995. Aussie: " Why so many people form your country take a PhD and Master degree here?" Saya:   "_ Why not? Your country give a grant, not loan, for us? So, it is golden opportunity for us to get higher degree. Why you just finish your education at Diploma level, even it is free for Aussie to take higher degree?

Ksatria tanpa zirah

Menjadi caleg tingkat satu, suatu ketika. Hanya patuh pada imamku yang melarang saya mengajukan keberatan. Injury time; saat itu juga, atau semuanya jadi anulir. Meyakinkan diri kalau ini sifatnya bisa jadi formalitas saja, alias punten, setor nama saja. Di kemudian hari kami berdua terhenyak, tidak ada yang namanya ‘setor nama saja’. Saya terseret ke dalam ‘kancah perang’. Tiga hari setelah selesai kursus menyetir, mengangkut semua anak meluncur ke Jatinangor, mengurus legalisir ijasah.  Berikutnya, seperti yang bertubi-tubi, pertemuan, pembekalan, rapat koordinasi, undangan, silaturahim, kampanye terbuka, kunjungan. Menikmati benar sesi foto. Setidaknya jadi tahu bagaimanan senyum yang disukai fotografer dan yang tidak. Senyum saya memudar setelah menyadari foto itu yang kelak akan dipampang minimal di stiker yang harus dimodali sendiri, dan di kertas suara. Yang saya tahu saat itu bahwa saya harus terus berlari dan bergerak. Jama’ah sedang tertimpa musibah. Sehingga

Perspektif Baru Dalam Menikmati Rizqi

Makanan lezat dapat diburu, hidangan mahal dapat dibeli. Untuk menikmati racikan seorang Chef Bintang Lima Michelin di Kota Paris, kita harus mengajukan reservasi jauh-jauh hari, dengan uang pangkal yang cukup untuk biaya hidup di Yogyakarta selama berbulan tanpa ngeri. Tapi nikmatnya makan adalah rizqi, Allah Yang Maha Memberi lagi Membagi. Seorang bapak di Gunung Kidul yang mencangkul sejak pukul 07.00 pagi, di jam 10.30 didatangi sang istri. Sebuah bakul tergendong di punggungnya, dengan isi amat bersahaja. Nasi ketan bertabur parutan kelapa. Sementara cereknya berisi teh panas, wangi, sepet, kenthel, dan legi. Peluh dan lelah menggenapkan rasa nikmat di tiap suapan sang belahan jiwa. Senyum mereka tak terbeli oleh berapapun harga. Ranjang paling empuk dapat dibeli. Kamar tidur paling mewah dapat dirancang. Hotel berlayanan bintang tujuh, Burj Al 'Arab di Dubai dapat menyediakan ruang rehat dengan sewa semalam seharga membangun rumah di negeri kita. Tapi nik

Mengelola Kecewa

Di Ji’ranah hari itu ada kecewa. Ada kebijakan Rasulullah yang tak dipahami. Ada keputusan yang disalahmengerti. Sangat manusiawi kelihatannya. Orang-orang Anshar merasa disisihkan selepas perang Hunain yang menggemparkan. Mereka telah berjuang total. Mereka berperang di sisi Rasul dengan penuh kecintaan. Tapi, harta rampasan perang lebih banyak dibagikan pada orang-orang Quraisy dan kabilah-kabilah Arab lainnya. Sementara pada mereka, seakan hanya memperoleh sisa. Padahal, semua orang tahu, sebagaimana Rasul pun juga mengetahuinya: merekalah yang berjuang dengan sepenuh iman ketika orang-orang Quraisy dan kabilah Arab itu lari tunggang langgang pada serangan pertama pasukan Malik bin Auf An-Nashry. Maka, hari itu di Ji’ranah, ada yang kasak-kusuk, ada yang memercikan api, “Demi Allah, Rasulullah saw telah bertemu kaumnya sendiri!” Kalimat itu jelas sarat kekecewaan. Hari itu juga utusan Anshar, Sa’d bin Ubadah menemui Sang Rasul. Hatinya gusar. Ia ingin segera sam

Baju Bekas 1 Dolar

Michael Jordan, berkulit hitam, lahir pada tahun 1963, di daerah kumuh Brooklyn, New York. Ia memiliki empat orang saudara, sementara upah ayahnya yang hanya sedikit tidak cukup untuk menafkahi keluarga. Semenjak kecil, ia melewati kehidupannya dalam lingkungan miskin dan penuh diskriminasi, hingga ia sama sekali tidak bisa melihat harapan masa depannya. Ketika ia berusia tiga belas tahun, ayahnya memberikan sehelai pakaian bekas kepadanya,  “Menurutmu, berapa nilai pakaian ini?” Jordan menjawab, “Mungkin 1 dollar.” Ayahnya kembali berkata, “Bisakah dijual seharga 2 dollar? Jika engkau berhasil menjualnya, berarti telah membantu ayah dan ibumu.” Jordan menganggukkan kepalanya, “Saya akan mencobanya, tapi belum tentu bisa berhasil.” Dengan hati-hati dicucinya pakaian itu hingga bersih. Karena tidak ada setrika untuk melicinkan pakaian, maka ia meratakan pakaian dengan sikat di atas papan datar, kemudian dijemur sampai kering.  Keesokan harinya, dibawanya pak

Make It Simple Because Simple is Powerful

Kasus 1 Ketika NASA mengirimkan astronotnya ke luar angkasa, mereka menemukan fakta bahwa ternyata pena tidak bisa digunakan pada gravitasi nol (tinta tidak akan tertarik keluar). Untuk memecahkan masalah ini, mereka melakukan penelitian selama kurang lebih 1 dekade dan menghabiskan biaya sebesar $12 juta (setara dengan Rp.120 milyar dengan kurs $1=Rp.10.000,-). Mereka merancang sebuah pena yang dapat digunakan pada gravitasi nol, menghadap keatas, bahkan di dalam air, pada permukaan apapun (termasuk kaca) dan suhu dingin 300 derajat celcius dibawah nol. Dan apa yang orang Rusia lakukan? Mereka menggunakan pensil... Kasus 2 Salah satu studi kasus yang paling terkenal dalam manajemen Jepang adalah kasus kotak sabun yang kosong, yang terjadi di perusahaan kosmetik terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut menerima keluhan dari konsumen bahwa sabun yang mereka beli ternyata kosong. Dengan segera bagian keluhan pelanggan terjun langsung ke lapangan menuju bagian penge

Bunda Mengajariku Arti Cinta

Seusai sholat subuh aku dikejutkan oleh Bunda  “ Ari, Nenek kamu masuk rumah sakit. Bunda harus datang melihatnya.“ Kulihat wajah bunda nampak sedih. Tentu aku harus mendampingi bunda karena tempat tinggal nenek tidak di Jakarta tapi Sumatera. Sementara aku hampir tidak mungkin meninggalkan kesibukanku di Jakata, Apalagi mitra bisnisku dari luar negeri sedang ada di jakarta untuk menjajaki kerjasama pembelian produksi pabrikku. Kulihat Bunda sedang sibuk mengemas pakaiannya di kamar. “ Bunda, apa engga bisa berangkatnya lusa aja” kataku dengan lembut. “ Bunda engga mau ganggu kamu, bunda bisa pergi sendiri kok,  Antar saja Bunda ke Bandara ya “ kata bunda sambil memasukan pakaiannya kedalam koper, “Baru minggu lalu bunda ke Dokter dan sekarang masih harus istirahat.“ Kataku dengan tetap lembut sambil memegang tas kopernya untuk mencoba menahannya pergi. “  Lusa aja, ya. Aku temanin. “ “ Tidak ! “ Mata Bunda melotot. Kalau sudah begini aku ha

Memilih di Diantara Dua Cinta

Wahai orang-orang beriman, sesungguhnya diantara istri-istri dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagi kamu ..” Bisakah anda membayangkan bahwa suatu saat, istri dan anak-anak yang anda cintai, justru jadi musuh bagi anda? Mungkin. Mungkin sekali itu terjad pada siapa saja. Karena cintanya pada istri dan anak-anaknya tidak “turun” dari cinta misi, dari cintanya kepada Allah. Atau sebaliknya.  Jika cinta pada istri dan anak-anaknya tidak berhasil membawa mereka kedalam lingkaran cinta misi. Itulah tragedi dua orang Nabi dan seorang perempuan shalihah. Dengan segenap cinta dan harapan jiwanya, Nabi Nuh masih terus berusaha mempertahankan istri dan anak-anaknya ketika tsunami itu datang. Tapi tidak! Cinta misinya tidak tersambung dengan nasibnya. Begitu juga Nabi Luth. Istrinya ada dalam daftar umatnya yang dibinasakan Allah. Dan perempuan shalihah itu bernama Asia, istri seorang thaghut terbesar sepanjang sejarah, Fir'aun. Ketika cinta harus memilih, ia memilih Tuhan

Belanja Di Warung Tetangga

Sahabatku Saudaraku.  Berbelanja kebutuhan harian, mingguan atau bulanan keluarga, biasanya kita lakukan di hari libur. Tetapi, bijakkah kita bila membeli jauh-jauh ke pusat belanja "modern"? Coba tengok kebiasaan kita ini.  Belanja di swalayan, semua barang memang terpampang. Tapi, hampir tak ada interaksi kemanusiaan. Apalagi pertemanan. Bertahun-tahun kita menjadi pelanggan, yang bahkan dibuktikan dengan "kartu pelanggan", tapi sungguh penjualnya tetap tidak kita kenal. Bahkan pelayanpun kita tak tahu siapa, apa dan bagaimana kehidupan mereka.  Komunikasi hanya dengan  "pelayan", ingat bukan "penjual". Dan hanya seputar transaksi saja. Itupun sekarang diwakili dengan tulisan nakalnya, saya menemukan tulisan yang menipu. Di rak penjualan, ditulis harganya 5 ribuan, tapi saat di kasir saya harus membayar 7 ribuan. Untung saya menelitinya. Hhh.. saya ingatkan langsung pelayan yang berkilah, bahwa itu kesalahan penataan oleh sh

Awalnya Pembelajaran Ujungnya Kesempurnaan

Lelaki buta huruf itu tiba-tiba disuruh membaca. Bukan. Bukan disuruh. Tepatnya dipaksa. Sampai tiga kali. Dan pecahlah peristiwa itu dalam sejarah manusia; lelaki buta huruf itu lantas diangkat menjadi nabi, bahkan penutup mata rantai kenabian hingga akhir zaman. Begitulah perintah membaca mengawali pengangkatan Muhammad menjadi Nabi. Kelak, setelah menunaikan tugas kenabian itu selama 23 tahun, atau tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari, Allah SWT menutup perjuangan beliau dengan satu ayat tentang kesempurnaan:  ”Hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu, dan Ku-sempurnakan pula nikmat-Ku untukmu dan Aku ridho Islam sebagai agamamu.”   Risalah kenabian itu dibuka dengan perintah membaca, dan kelak ditutup dengan pernyataan penyempurnaan dan keridhoan. Awalnya adalah pembacaan. Ujungnya adalah penyempurnaan.  Maka berkembanglah agama terakhir ini dari seorang Nabi menjadi seratusan ribu manusia Muslim, dari komunitas kecil para penggembala kambing jazirah Arab yang tandus men

Kisah sang Jendral penakluk

Pada suatu zaman di Tiongkok, hiduplah seorang jenderal besar yang selalu menang dalam setiap pertempuran. Karena itulah, ia dijuluki “Sang Jenderal Penakluk” oleh rakyat. Suatu ketika, dalam sebuah pertempuran, ia dan pasukannya terdesak oleh pasukan lawan yang berkali lipat lebih banyak. Mereka melarikan diri, namun terangsak sampai ke pinggir jurang. Pada saat itu para prajurit Sang Jenderal menjadi putus asa dan ingin menyerah kepada musuh saja. Sang Jenderal segera mengambil inisiatif, “Wahai seluruh pasukan, menang-kalah sudah ditakdirkan oleh dewa-dewa. Kita akan menanyakan kepada para dewa, apakah hari ini kita harus kalah atau akan menang. Saya akan melakukan tos dengan keping keberuntungan ini! Jika sisi gambar yang muncul, kita akan menang. Jika sisi angka yang muncul, kita akan kalah! Biarlah dewa-dewa yang menentukan!” seru Sang Jenderal sambil melemparkan kepingnya untuk tos. Ternyata sisi gambar yang muncul! Keadaan itu disambut histeris oleh pasukan Sang Jenderal, “