Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

Setiap satuan waktu....

Oleh M. As`ad Mahmud, Lc Setiap satuan waktu memiliki maknanya sendiri. Tergantung seperti apa kita menilainya. Allah memberi nikmat waktu, lalu kita ditantang memaknainya.  Di titik ini, semuanya memiliki hak setara. Raja Fir`aun, Nabi Muhammad, Imam Syafi`i, saya dan anda. Tapi pada titik yang sama, tak semua memiliki kesudahan yang seragam. Ada yang melesat derajatnya, tapi ada juga yang terjerumus ke titik terendah, serendah-rendahnya. Ada yang menjadi mulia, tapi adapula yang kehilangan jatidirnya sebagai manusia. Maka, bagaimana kita bersikap dalam satuan waktu, disitulah kualitas diri ditentukan. Sekarang kita berada di ambang tahun 2014. Tiba-tiba, kita disadarkan tentang cepatnya laju waktu, memaksa kita berlomba dengan limit takdir yang Allah tuliskan untuk kita. Hasan Al Bashry berkata; “Sejatinya setiap kita adalah kumpulan hari-hari. Ketika hari-hari berlalu, maka semakin habis pula bagian dari diri kita” Setiap satuan waktu memiliki ibrohnya sendiri. Tergantung sepert

Melawan kelicikan dengan kecerdasan

Repost dr zulfi akmal Dikisahkan bahwa Kultsum bin al Aghar yang terkenal dengan kecerdikan dan kepintaran... Dia adalah seorang panglima tentara Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Dia sangat dibenci oleh Hajjaj bin Yusuf yang sangat kejam. Lalu ia membuat makar supaya Abdul Malik bin Marwan menjatuhkan hukuman mati terhadap Kultsum dengan cara dipenggal batang lehernya. Ibu Kultsum berusaha menemui Abdul Malik memohon amnesti untuk anaknya. Diharapkan ia menaruh rasa simpati kepadanya karena ia sudah berumur lebih dari satu abad. Abdul Malik memberikan jawaban: Saya akan menyuruh Hajjaj untuk menulis di atas dua kertas; yang pertama "dibunuh" dan di kertas kedua "tidak dibunuh". Selanjutnya kita suruh anakmu memilih salah satu kertas sebelum hukuman dilaksanakan. Andaikan ia betul teraniaya, Allah pasti akan membebaskannya. Perempuan tua itu keluar dari istana Abdul Malik dalam keadaan sedih. Dia yakin bahwa Hajjaj sangat membenci anaknya. Sudah bisa dipastikan

Tips menghadapi hater

Sang Pencipta dan Pemberi rezeki Yang Maha Mulia, acapkali mendapat cacian dan cercaan dari orang-orang pandir yang tak berakal. Maka, apalagi saya, Anda dan kita sebagai manusia yang selalu terpeleset dan salah. Dalam hidup ini, terutama jika Anda seseorang yang selalu memberi, memperbaiki, mempengaruhi dan berusaha membangun, maka Anda akan selalu menjumpai kritikan-kritikan yang pedas dan pahit. Mungkin pula, sesekali Anda akan mendapat cemoohan dan hinaan dari orang lain. Dan mereka, tidak akan pernah diam mengkritik Anda sebelum Anda masuk ke dalam liang bumi, menaiki tangga ke langit, dan berpisah dengan mereka. Adapun bila Anda masih berada di tengah-tengah mereka, maka akan selalu ada perbuatan mereka yang membuat Anda bersedih dan meneteskan air mata, atau membuat tempat tidur Anda selalu terasa gerah. Perlu diingat, orang yang duduk di atas tanah tak akan pernah jatuh, dan manusia tidak akan pernah menendang anjing yang sudah mati. Adapun mereka, marah dan kesal kepada Anda

Just do it

Seperti Nabi Musa, yang tidak tau lautan akan terbelah ketika Allah perintahkan tongkatnya untuk dipukulkan, kemudian ia dan kaumnya selamat sedang Fir’aun dan pengikutnya ditenggelamkan. Pun ia tidak tau tongkatnya akan menjadi ular ketika Allah menyuruh tongkat itu ia lempar, kemudian memakan ular-ular kecil para penyihir hingga semua menjadi gempar. Atau seperti Nabi Ibrahim, yang tidak tau Ismail akan ditukar dengan kambing kibas saat Allah perintahkan leher anaknya itu untuk ditebas. Atau seperti Maryam, yang tidak tau buah-buahan akan berjatuhan ketika Allah perintahkan agar pohon disampingnya digoyang-goyangkan. Seperti itulah kehidupan. Seringkali kita tidak tau apa yang Allah rencanakan. Ia hanya ingin melihat kita bekerja dan ikhtiar, lakukan perintah-Nya tanpa banyak menawar, tanpa tuntutan. Hingga Allah berikan hasil dan keputusan, yang selalu lebih baik dari apa yang kita perkirakan. “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat peke

Keadilan akan menemukan jalanya

Kalau sudah tidak memungkinkan lagi untuk berharap keadilan di atas dunia ini maka angkatlah tangan ke langit, mintalah keadilan kepada pencipta dunia. Jangan anggap Allah lalai terhadap makar para durjana, tidak ada sebiji atompun kerugian diderita akibat ketidakadilan di dunia ini. Allah Maha Penuntut Balas bagi hambanya yang terzalimi. "Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari pada waktu itu mata mereka terbelalak. Mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip dan hati mereka kosong". (Ibarahim: 42-43) Sehebat apapun sandiwara makar yang dilakukan, tidak ada yang lepas dari pantauan Allah. Dan tidak satupun akan berlalu begitu saja tanpa peradilan dan tuntutan balas. Tersenyum menang boleh saja. Menangis getir juga tidak apa-apa. Tapi jangan bangga dulu, serta jangan terlalu cepat k

Jika ular masuk ke dalam rumah

Untuk Ibu/Bapak Rumah tangga yang rumah tinggalnya kemasukan Ular tak di undang. Yang perlu diingat 1. Ular masuk rumah karena mencari mangsa, tikus atau mencari kehangatan. dia tidak dengan sengaja datang untuk menyerang manusia. 2. Ular takut dengan manusia 3. Ular tidak suka bau bauan menyengat 4. Ular TIDAK takut garam  5. Ular akan semakin menyerang agresif jika disakiti dan terdesak 6. Ular sensitif cahaya lampu, jika menngunakan senter saat emncari atau mengusir ular di dalam rumah, hati hati pada efek gerakan senter kita yang justru akan meprovokasi ular untuk menyerang arah lampu/cahaya 7. Ular suka sembunyi di tempat gelap, sempit dan bisa masuk ke dalam liang kecil sebesar kepalanya. 8. Ular TIDAK semua berbahaya dan mematikan, ada banyak jenis ular yang tidak berbahaya. 9. Ular mendesis BELUM tentu kobra dan belum tentu berbisa. dia mendesis mengeluarkan udara melalui lubang mulutnya untuk menakuti sosok lain yang mengancamnya. 10. Jangan handling ular tanpa alat

Sebuah kisah tentang hakim yang adil

Oleh Zulfi Akmal Al-Azhar Cairo Imam Abu Yusuf adalah salah seorang murid dan pewaris mazhab Abu Hanifah. Dan beliau adalah qadhil qudhah (hakim agung) di zaman Khalifah Harun Ar Rasyid. Beliau pernah mengadili antara Khalifah Harun Ar Rasyid dan seorang yang beragama Nashrani dalam satu sengketa yang terjadi di antara mereka berdua. Dalam perkara itu Abu Yusuf memenangkan orang Nashrani, dan Harun pada pihak yang kalah. Karena memang terbukti kebenaran berpihak kepada orang Nashrani. Ketika Abu Yusuf sudah hampir meninggal, beliau bermunajat: "Ya Allah, Engkau Maha Tahu bahwa aku sudah menduduki jabatan ini. Aku tidak pernah cenderung kepada salah seorang dari dua orang yang bersengketa walaupun di dalam hatiku. Kecuali ketika seorang Nashrani bersengketa dengan Harun Ar Rasyid. Aku tidak menyamakan di antara mereka berdua dalam perasaan. Karena aku berharap di dalam hatiku supaya kebenaran berada di pihak Ar Rasyid, sekalipun akhirnya aku menangkan orang Nashrani itu, kar

Membaca yang tersirat, Melihat yg tersurat

Suatu kali seorang perempuan mendatangi majlis ilmu yang dihadiri oleh imam-imam ahli hadits. Di antaranya adalah Imam Yahya bin Ma'in, Abu Khaitsamah, Khalaf bin Salim dan banyak lagi yang lain. Mereka saling menyebutkan hadits. Satu orang berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda begini..... Yang lain menimpali: Fulan meriwayatkan seperti ini.... Yang berikutnya berkata: Hadits ini tidak diriwayatkan selain oleh Fulan. Lagi serius berbagi hadits, tiba-tiba perempuan yang datang itu bertanya tentang bagaimana hukumnya bila seorang perempuan yang lagi haid memandikan jenazah, karena memang itu profesinya? Semua ulama besar yang hadir waktu itu tidak ada yang mampu menjawab. Mereka jadi saling berpandangan. Untunglah waktu itu datang Abu Tsaur, murid Imam Syafi'i. Di antara ulama yang ada di sana menunjuk ke arah beliau sambil berkata kepada perempuan tersebut: "Tanyakanlah kepada orang yang baru datang itu!" Perempuan itu langsung menoleh k