Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Tidak siap

TIDAK SIAP... Oleh : Ust. Badrusalam, Lc. Kita terkadang tidak siap untuk menjadi murid.. Ketika melihat sebuah kesalahan dari guru.. Kita segera pergi meninggalkannya..Dan menggunjingnya dbelakangnya.. Padahal guru kita adalah manusia bukan Nabi.. Kita terkadang tidak siap untuk menjadi guru.. Ketika diingatkan sebuah kesalahan.. Sering muncul keangkuhan.. Padahal tanda keikhlasan adalah menerima kritikan yang baik.. Kita terkadang tidak siap untuk menjadi besar.. Mudah terkena ujub dan merasa nikmat dengan kehormatan.. Bila kita merasa direndahkan.. Kesombongan seringkali muncul menggelapkan hati.. Kita terkadang tidak siap untuk menuntut ilmu.. Sering tidur di kajian atau berbincang bincang.. Padahal salaf terdahulu amat hormat kepada ilmu.. Mereka duduk seakan ada burung bertengger di atas kepala.. Karena ilmu jauh lebih mulia dari harta.. Kita terkadang tidak siap menjadi kaya.. Tertipu dengan dunia dan lupa kepada sang pencipta.. Rasa pelit membelit hati.. D

Orangtua, istri dan anak

Seorang Dosen mengadakan permainan kecil pd mahasiswanya yg sdh berkeluarga dan meminta 1 org maju ke papan tulis. Dosen : "Tulis 10 nama yg paling dekat dgn anda". Lalu mahasiswa tsb menulis 10 nama. Ada  ortu, istri, anak, saudara, teman, tetangga, dst. Dosen : "Sekarang, silahkan pilih 7 diantaranya yg anda inginkan utk dpt hidup terus bersamanya". Mahasiswa itu mencoret 3 nama. Dosen : "Coret 2 nama lagi". Tinggal 5 nama. Dosen : "Coret lagi 2 nama". Maka tersisalah 3 nama yaitu nama orang tua, istri & anaknya. Suasana kelas hening. Mereka mengira permainan sudah selesai & tak ada lagi yg harus dipilih. Tiba² Dosen berkata : "Silahkan coret 1 nama lagi !". Mahasiswa itu mengambil pilihan yg amat sulit lalu dgn perlahan mencoret nama orang tuanya. Dosen : "Silahkan coret 1 nama lagi !". Sang Mahasiswa terlihat bingung. Kemudian meng- angkat spidol & lambat laun mulai mencoret nama anaknya sambil mena

Balada kaos kaki sobek

Al-Kisah seorang kaya raya (Milyader), sedang sakit parah..menjelang ajal menjemput dikumpulkanlah anak-anak tercintanya... Beliau berwasiat:Anak-anakku...jika ayah sudah dipanggil yang Maha Kuasa, ada permintaan ayah kepada kalian "tolong di pakaikan kaos kaki kesayangan ayah, walaupun kaos kaki itu sudah robek, ayah ingin pake barang kesayangan semasa bekerja di kantor ayah dan minta kenangan kaos kaki itu dipake bila ayah dikubur nanti. Singkat cerita Akhirnya sang Ayah meninggal dunia. Saat mengurus Jenazah dan saat mengkafani, anak2nya minta ke pak modin untuk memakaikan kaus kaki yg robek itu sesuai wasiat ayahnya. Akan tetapi pak modin menolaknya: "maaf secara syariat hanya 2 lembar kain putih saja yang di perbolehkan dipakaikan kepada mayat..". Terjadi diskusi panas antara anak2 yg ingin memakaikan kaos kaki robek dan pak modin yg juga ustad yg melarangnya. Karena tidak ada titik temu dipanggilah penasihat keluarga sekaligus notaris. Beliau menyampaikan: &

Telinga untuk anaku

Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang kearah luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga! Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna.  Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh." Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya.  Iapun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menu

Ketika laki laki menangis

Beginilah cara laki-laki menangis, . Terlihat diam dan tenang, sesekali air matanya keluar dari matanya. Pandangannya kosong namun seperti ingin mengatakan sesuatu. Tidak selama wanita saat menangis, hanya beberapa menit, bahkan beberapa detik. Diam dalam sendirinya, Seolah-olah tangis itu milik dia seorang. Tidak ada yang lain.. Setelah puas di detik-detiknya, dia kembali lagi beraktifitas seperti biasa.. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa.. Perempuan berpikir dengan perasaannya, laki-laki berpikir dengan logikanya. Inilah mengapa perempuan lebih sensitif dibandingkan dengan laki-laki. Tapi, menangis selalu berasal dari perasaan. Teman.. ketika laki-laki menangis.. bukan sebutan cengeng atau kurang jantanlah yang harus dilontarkan padanya. Tapi lihatlah betapa sangat beratnya dia menahan deritanya, sehingga dia perlu mengeluarkan air matanya yang berharga itu.. Dia tidak perlu orang mendekatinya, dia tidak perlu orang untuk menghiburnya. Yang dia perlukan hanya be

Kakek, nenek dan cinta sejati nya

Kala itu ada sepasang kakek dan nenek yang berkunjung ke suatu rumah makan. Keduanya memilah dan memilih menu apa yang mereka ingin makan di sore hari itu. Hingga akhirnya nenek dan kakek pun memesan semangkuk sup daging, tetapi sebelum dibawanya makanan itu sang kakek berkata kepada pelayan rumah makan itu : “Nak, kakek minta satu piring dan satu mangkuk kosong ya.” seraya tersenyum kepada sang nenek. “Baik kek, tapi untuk apa?” pelayan itu pensaran. “Tidak untuk apa-apa.” ujar sang kakek meyakinkan. “Baiklah kalau begitu, kek. Silakan duduk, nanti saya antar ke meja kakek pesanannya.” Selama menunggu makanan datang, mereka bercengkrama. Berbincang dengan penuh senyum dan kehangatan. Dan tidak lama kemudian pelayan pun datang membawa sup hangat untuk mereka. Namun ada kejadian yang membuat pengunjung di rumah makan itu heran. Ketika sup hangat itu terhidang di meja mereka, kakek pun membagi sup itu ke dalam dua mangkuk, begitu juga dengan sepiring nasi yang ia bagi dua. Sel

Badai pasti berlalu

Seorang anak mengemudikan mobil bersama ayahnya. Setelah beberapa puluh kilometer, tiba-tiba awan hitam datang bersama angin kencang. Langit menjadi gelap. Beberapa kendaraan mulai menepi & berhenti. “BAGAIMANA, Ayah? Kita berhenti?” Si Anak bertanya. “Teruslah mengemudi !” kata Ayahnya Anaknya tetap menjalankan mobil. Langit makin gelap, angin bertiup kencang. Hujanpun turun. Beberapa pohon bertumbangan, BAHKAN ada yang diterbangkan angin. Suasana sangat menakutkan. Terlihat kendaraa-kendaraan besar juga mulai menepi & berhenti. “Ayah…!?” “Teruslah mengemudi!” kata Ayah sambil terus melihat ke depan. Anaknya tetap mengemudi dengan bersusah payah. Hujan lebat menghalangi pandangan hanya berjarak beberapa meter saja. Si Anak mulai takut, namun tetap mengemudi walaupun sangat perlahan. Setelah melewati beberapa kilometer ke depan, dirasakan hujan mulai mereda & angin mulai berkurang. Setelah beberapa kilometer lagi, sampailah mereka pada daerah yang kering dan matah

Suatu pagi di sebuah desa

Suatu pagi di sebuah desa . Cucu: "Hai Nek. Nenek lagi apa tuh?" Nenek: "Nenek lagi nyari daun kelapa nih." Cucu: "Untuk apa daun kelapa Nek?" Nenek: "Untuk dibuat ketupat, Sayang." Cucu: "Trus ketupat untuk apa Nek?" Nenek: "Untuk dimakan nanti." Cucu: "Ohh nanti. Kalo sekarang nenek lagi apa?" Nenek: "Ngambil daun kelapa. Hih!" Cucu: "Untuk apa?" Nenek: "Untuk dibuat ketupat. Udah nenek bilang kan tadi?" Cucu: "Ketupat itu untuk apa nek?" Nenek: "Ya untuk dimakanlah. Masa untuk keramas." Cucu: "Ohh gitu ya, Nek." Nenek: "Iya. Sudah pergi main sana. Jangan ganggu nenek." Cucu: "Kenapa?" Nenek :"Nenek lagi sibuk." Cucu: "Sibuk ngapain sih Nek?" Nenek: "Nyari daun kelapa. Kan udah dibilang tadi." Cucu: "Daun kelapa untuk apa?" Nenek: "Untuk buat KETUPAT KETUPAT! KETUPA