Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Berbangga diri

Ada 4 orang berbicara tentang a mal Ibadah mereka & kesuksesan yang didapat.  Orang 1 : Alhamdulillah, sejak sering Shalat dhuha rejeki menjadi lancar. Bisnis sukses sebentar lagi anak saya lulus SMA rencananya akan sekolah ke luar negeri. Orang 2 : Bukan main, hebat sekali, sejak naik Haji /Umroh ibadahku semakin rajin, alhamdulillah anak juga sukses, rumahnya harganya milyaran, aset bertambah, orang tua sangat bangga, berkat doa saya. Orang 3 : Masya Allah sungguh nikmat tak terkira sejak rajin puasa dan bersedekah Rezeki bagaikan sungai mengalir tidak ada putus-putusnya. Anak baru selesai kuliah diluar negeri dan jadi staff khusus mentri. Ketiga orang tersebut kemudian melirik ke arah orang ke-4 sejak tadi hanya terdiam. Salah satu bertanya kepada orang 4. “Bagaimana dirimu? Kawan mengapa diam saja?”. Orang 4 : Saya tidak sehebat kalian, jangankan kesuksesan bahkan saya tidak tahu ibadah yang saya lakukan diterima oleh Allah SWT atau tidak. Saya tahu ibadah diterima dan

Sedekah 100 M

Belum lama ini saya diundang untuk mengisi ceramah di salah satu masjid di Banjarmasin. Saya sungguh merasa tak pantas sebenarnya untuk berkisah di atas mimbar sementara dosa diri masihlah banyak. Saya pun tidak sesempurna yang sahabat semua bayangkan. Hanya karena Allah masih menutup segala aib saya sajalah, maka yang baik tetap nampak baik. Namun, karena permintaan ini tak sanggup untuk saya tolak karena keinginan kuat mereka untuk belajar, maka saya pun berangkat. Sesampainya di sana, saya pun mengurungkan niat untuk mengajar. Saya menyadari kekurangan ilmu diri dan kurang matangnya hidup ini. Sehingga saya pun memutuskan untuk sekedar berkisah tentang kekuatan sholat sunnah saja. Begitu amanah selesai saya tunaikan, ada seorang bapak dari salah satu jamaah yang mendekat dan memperkenalkan dirinya. Dari obrolan kami, saya jadi tahu bahwa si bapak tadi adalah seorang yang bangkrut. Paling tidak sebelum 2 tahun yang lalu. Saking bangkrutnya, selama 14 tahun terakhir, beliau tidak m

Anda bisa jadi milyarder dengan pola fikir ini

Liputan6.com, New York - Ada sesuatu yang unik dengan pola pikir miliarder. Namun pola pikir tersebut bisa membawa mereka menjadi orang kaya. Memiliki pola pikir sama seperti para miliader tersebut mungkin tidak menjamin seseorang menjadi kaya. Namun setidaknya dapat memberikan gambaran untuk mulai pendakian Anda menuju puncak kesuksesan. Berikut ini adalah 5 pola pikir miliarder dikutip dari gobankingrates, Senin (17/8/2015): 1. Jiwa Pengusaha Menurut Richard Branson, orang yang mendirikan Virgin Group Ltd, hanya dengan US$ 200, Anda bisa menjadi seorang miliarder. Caranya adalah dengan mencari peluang bisnis yang belum dijalani oleh orang lain. Selain itu, para miliarder juga membuat perhitungan yang matang dan tidak takut untuk mengikuti nalurinya, menginvestasikan banyak waktu, dan bahkan kadang-kadang mengalami kegagalan. Bayangkan dunia akan seperti apa jika jutawan seperti Bill Gates atau Steve Jobs tidak mengikuti naluri bisnis dan ide kreatif mereka? 2. Memiliki Visi &

Kesempatan menghadapi tantangan

(@Rhenald Kasali) Seorang mahasiswi mengeluh. Dari SD hingga lulus S-1, ia selalu juara. Namun kini, di program S-2, ia begitu kesulitan menghadapi dosennya yang menyepelekannya. Judul tesisnya selalu ditolak tanpa alasan yang jelas. Kalau jadwal bertemu dibatalkan sepihak oleh dosen, ia sulit menerimanya. Sementara itu, teman-temannya, yang cepat selesai, jago mencari celah. Ia menduga, teman-temannya yang tak sepintar dirinya itu "ada main" dengan dosen-dosennya. "Karena mereka tak sepintar aku," ujarnya. Banyak orangtua yang belum menyadari, di balik nilai-nilai tinggi yang dicapai anak-anaknya semasa sekolah, mereka menyandang persoalan besar: kesombongan dan ketidakmampuan menghadapi kesulitan. Bila hal ini saja tak bisa diatasi, maka masa depan ekonominya pun akan sulit.  Mungkin inilah yang perlu dilakukan orangtua dan kaum muda: belajar menghadapi realitas dunia orang dewasa, yaitu kesulitan dan rintangan. Hadiah orangtua Psikolog Stanford University,