Langsung ke konten utama

Bertahan di jalan kebaikan


Lelah itu biasa, namun akan menjadi luar biasa bila kita mampu menikmati setiap lelah karena kita berlelah di jalan dakwah.
Jenuh itu biasa, namun akan menjadi luar biasa jika kita tetap bertahan di jalan kebaikan.
Sakit itu biasa, namun akan menjadi luar biasa bila kita bisa menikmati rasa sakit karena paham akan balasan tanpa batas dari sebuah kesabaran.

Keyakinan akan perniagaan yang tak pernah rugi membuat generasi Rabbani tak kenal henti memperjuangkan diin mulia ini.
Merenda asa, mengukir prestasi, meneguhkan jati diri,
menggenapkan ketaatan pada ILAHI,
begitulah ciri pejuang sejati.
Tak gentar meski harus terlempar.
Tak menghindar meski harus terkapar.
Tak mundur selangkah meski harus berdarah-darah.

Jiwa-jiwa mereka tangguh meski kadang terjatuh.
Keterjatuhan tak membuat mereka merana lantaran baginya dengan keterjatuhan itu mereka bisa belajar tentang hidup sesungguhnya.

Jiwa-jiwa mereka kokoh, sekokoh karang di laut yang tak mudah goyah, yang tak mudah runtuh. Lantaran jiwa mereka telah terisi oleh kecintaan pada Sang Pemilik alam semesta.

Ibnul Jauzi dalam bukunya, Shifatus Shafwah, dengan sangat baik hati menyebutkan perkataan Syumait bin Ajlan yang menjadi bukti bahwa sejatinya kekuatan orang mukmin ada di hatinya, bukan pada anggota badannya.

Syumaith berkata, “Sesungguhnya Allah ﻋﺰّﻭﺟﻞّ menjadikan kekuatan orang mukmin ada pada hatinya, tidak pada anggota badannya. Tidakkah kalian melihat orang tua yang lemah, dia mampu berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari sedangkan pemuda tidak bisa melakukannya.” (Shifatus Shafwah : III/341)

Copy from odoj group

Komentar

Postingan populer dari blog ini