Langsung ke konten utama

The speed of money


By Ahmad Gozali

Banyak pengusaha yang menggerutu “modalnya dari mana” untuk membuka atau mengembangkan usaha. Bahkan sampai-sampai seperti putus harapan untuk mengembangkan bisnisnya kalau belum ketemu jawaban dari pertanyaan tadi. Di forum-forum bisnis awalan pun masih sering yang mengaku terkendala modal untuk membuka/mengembangkan usahanya.

Apakah kita perlu modal? Ya, jelas, tidak dipungkiri kita perlu modal. Tapi jangan sampai kita terjebak pada paradigma bahwa makin besar modal itu makin baik.
Yang terpenting bukan seberapa besar modal yang dimiliki, tapi seberapa cepat modal itu berputar.

Dengan modal Rp100jt, Andi belanja ke Tanah Abang dan membeli barang dagangan yang dijual kembali dengan keuntungan 20% dari harga belinya. Di akhir bulan, Andi menghabiskan seluruh barang dagangannya dan mengantongi uang Rp120jt.

Sedangkan Budi hanya memiliki modal Rp25jt belanja di Tanah Abang dan juga menjual barang dagangan dengan harga yang sama. Dalam seminggu, dagangan Budi sudah habis dan mengantongi uang Rp30 juta. Karena habis, dia harus belanja lagi di Tanah Abang untuk membeli dagangan baru. Dan begitu seterusnya setiap minggu. Sampai di akhir bulan, Budi mengantongi uang yang sama dengan Andi yaitu Rp120juta.

Kalau ditanya besarnya keuntungan, secara kasar Andi dan Budi punya keuntungan yang sama besar yaitu 20jt dlm satu bulan. Tapi secara keuangan, bisnis Budi lebih menarik daripada Andi. Karena dengan modal yang hanya seperempatnya, Budi bisa menghasilkan keuntungan yang sama dengan Andi.

Modalnya Andi hanya berputar sekali saja dalam sebulan, sedangkan modalnya Budi berputar 4 kali dalam sebulan. Memang betul Budi akan lebih repot karena harus belanja 4x dalam sebulan, ada biaya tambahan untuk transportasi. Tapi jangan lupa, ada biaya dalam bisnis Andi yang tidak kita hitung, yaitu biaya dana. Kalau keduanya berhutang, tentu Andi harus bayar cicilan yang lebih besar dari Budi. Kalaupun itu modal sendiri, tentu ada pilihan lain mengembangkan dana di investasi.

Dari contoh ini kita faham bahwa besarnya modal tidak lebih penting dari perputaran. Bukan masalah berapa besar modal yang dimiliki, tapi seberapa cepat modal itu berputar. Semakin banyak perputaran uang dalam satu waktu, makan besar keuntungan bisnisnya.

Ingat, yang besar mungkin bisa mengalahkan yang kecil, tapi yang cepat pasti mengalahkan yang lambat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini