Langsung ke konten utama

Cinta Pemimpin dan Rakyatnya

Secara umum Pemimpin itu ada dua katagori : Pemimppin yang baik dan pemimpin yang buruk , Hal itu ditegaskan oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadist :
“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka mencintai kalian dan kalian mencintai mereka, mereka mendo’akan kalian dan kalian mendoakan mereka. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian adalah mereka yang membenci kalian dan kalian membenci mereka, mereka mengutuk kalian dan kalian mengutuk mereka.” (HR. Muslim).
Hal ini berarti :
  1. Pemimpin yang terbaik adalah pemimpin yang mencintai rakyat dan rakyatnya mencintainya.
Pemimpin seperti ini pernah ditunjukkan oleh Khulafaur-Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Ustman, dan Ali) yang kemudian terlihat lagi pada kepemimpinan Umar bin Abdul Azis. Untuk pemimpin yang satu ini Malik bin Dinar berkisah tentang peran keberadaannya. Ketika Umar bin Abdul Aziz diangkat sebagai Khalifah, para penggembala kambing di puncak gunung berkata, “Siapakah khalifah shalih yang sedang memerintah manusia saat ini?.”
Malik bin Dinar berkata, “Mengapa kalian bertanya demikian?.”
Para penggembala itu menjelaskan, “Bila pemerintahan dipegang oleh seorang khalifah yang shalih, maka serigala dan singa tidak mengganggu kambing-kambing kami.”
Selain itu Musa bin Ayyan mengisahkan, ‘Pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, demi Allah, kami menggembalakan kambing bersama serigala di suatu tempat. Hingga suatu malam serigala menyerang kambing kami. Dengan adanya peristiwa ini kami mengira bahwa lelaki shalih yang menjadi khalifah telah wafat. Ternyata keesokan harinya memang benar, kami mendengar kabar bahwa Khalifah Umar bin Abdul Aziz telah wafat.” (hilyatul auliya’, Abu Nu’aim Al Ashbahani).
Dan Imam Ahmad dalam kitab almusnad menyebutkan bahwa pada era Umar bin Abdul Aziz, sebutir biji gandum besarnya seukuran bawang putih.
Umar bin Abdul ‘Aziz memiliki pola kepemimpinan seperti itu karena ia belajar dari pemimpin yang hebat seperti yang disebutkan oleh Hasan Zakaria Falyafil dalam bukunya “(‘tharaif wa mawaqif min at tarikh al Islami )”
Ia menulis, setelah didaulat menjadi khalifah bani Umayyah, Umar bin Abdul Aziz mengirim sepucuk surat kepada Salim bin Abdullah bin Umar di Madinah, yang inti suratnya adalah,
“Kirimkanlah untukku buku-buku yang mengulas perihal Umar bin Khattab, keputusan-keputusan yang pernah diambilnya selama menjadi khalifah dan berisi lembaran-lembaran sirahnya. Karena sesungguhnya aku ingin mengikuti jejaknya dan menapaki jalan yang pernah dilaluinya.”

  1. Pemimpin yang terburuk adalah pemimpin dzolim dalam memimpin yang di dalam hatinya tidak ada cinta kepada rakyatnya sehingga dia berlaku sewenang wenang dan dia di hati rakyatnya pun tidak tidak cinta kepadanya.
Model kepemimpinan seperti inilah dipertontonkan oleh Fir’aun, Namrudz, dan sederet pemimpin lainnya yang setipe dengannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini